Senin, 15 Oktober 2012

DIRK KUYT,

Dirk Kuyt adalah salah satu Pesepakbola Idola Gw,, Yang Paling Gw Ingat adalah pas dia pindah dari http://www.feyenoord.nl ke http://www.liverpoolfc.com/ karena pada saat itu gw baru lulus SD,,masih awal-awal gw Nge-Fans sama LIVERPOOL FC,, Berikut adalah Biodata dari Dirk Kuyt :


Dirk Kuyt (pengucapan Belanda: [ˈdɪrk ˈkœy̆t]  ( dengarkan); lahir di Katwijk, Belanda, 22 Juli 1980; umur 32 tahun) adalah pemain sepak bola yang memiliki tinggi badan 184 cm. Kuyt berposisi sebagai penyerang tim nasional sepak bola Belanda namun sering juga bermain sebagai gelandang sayap. Ia saat ini memperkuat Fenerbahçe.[2]

Sebelumnya, Kuyt bermain untuk Liverpool dari bulan Agustus 2006 hingga Juni 2012. Dia dikenal sebagai pekerja keras. Pada awal kariernya dan kebanyakan di tim nasional Belanda, Kuyt bermain sebagai pemain sayap.
Kuyt hanya melewatkan 5 pertandingan dalam 7 musim dari tahun 1999 hingga 2006, bermain dalam 233 pertandingan.[3] Antara bulan Maret 2001 (bermain bersama FC Utrecht) dan April 2006 ( Feyenoord Rotterdam ) Kuyt bermain dalam 179 pertandingan berturut-turut.
Bersama Belanda dia bermain dalam Piala Dunia 2006, Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.


Masa Muda

Kuyt adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia tumbuh di desa nelayan di Katwijk aan Zee, dimana ayahnya bekerja sebagai nelayan.[3]
Karier sepak bolanya bermula ketika dia bergabung bersama tim amatir lokal Quick Boys pada usia 5 tahun. Dia masuk dalam tim utama pada Maret 1998, bermain dalam enam pertandingan sisa dan menarik perhatian dari klub Eredivisie, FC Utrecht.[3] Hingga kini Kuyt masih sering mengunjungi Katwijk dan klub lamanya Quick Boys, yang memeperoleh keuntungan sekitar GB£300,000 atas kepindahan Kuyt ke Liverpool.



http://id.wikipedia.org/wiki/Dirk_Kuyt

Selasa, 02 Oktober 2012

Kamis, 12 Juli 2012

Liverpool, Pintu Garuda Indonesia Menuju Global Brand

Garuda Indonesia/Getty Images
Click to enlarge

Sebuah kabar mengejutkan namun menggembirakan datang dari Garuda Indonesia. Maskapai penerbangan nomor satu Indonesia itu diberitakan akan mengadakan kerja sama dengan klub Premier League, Liverpool.
Meski belum ada keterangan resmi dari pihak Garuda, kabar kerja sama itu telah ramai dibicarakan di media sosial, terutama Twitter. Dan, tentu saja kabar tersebut sangatlah menggembirakan, buat masyarakat Indonesia dan khususnya fans Liverpool di negeri ini.
Melihat misi Garuda Indonesia yang ingin mempromosikan negeri ini kepada dunia, kerja sama tersebut sangatlah logis. Liverpool merupakan salah satu klub legendaris di Inggris yang telah 18 kali menjadi juara liga dan lima kali menjadi juara Liga Champions. Liga Inggris (baca: Premier League) pun merupakan liga terbaik dunia dan paling banyak disiarkan di seluruh dunia dengan cakupan lebih dari 200 negara.
Lain itu, Liverpool bukanlah sekadar klub sepak bola. The Reds sebagai sebuah perusahaan yang aktif dalam kegiatan sosial dengan mengelola lebih dari 20 proyek pendidikan, sosial, serta pengembangan kesehatan dan olahraga.
Dengan kejayaan di lapangan hijau plus aktivitas sosial yang dilakukannya, Liverpool telah menjadi "global brand", pun punya "value" yang sangat besar. Berdasarkan BBDO Consulting, The Reds berada pada posisi 10-besar "Europe's Most Valuable Football Clubs" dengan nilai 645 juta euro.
Tiga alasan itu tentulah sangat sejalan dengan keinginan Garuda Indonesia untuk meningkatkan "brand awareness" di pasar global dengan strategi ekspansi yang bernama "Quantum Leap". Untuk 2011-2015, Garuda Indonesia punya program "7 Drivers for The Future" dengan penguatan merek di pasar internasional plus program marketing communication. Khusus 2012, Garuda Indonesia mengusung tema “Global Alliance”.
Kubu Liverpool pun menyambut suka cita kerja sama dengan Garuda Indonesia. "Kami bangga menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan yang telah menjadi pemimpin pasar di negeri dengan jumlah fans Liverpool yang sangat banyak. Kami berharap bisa mengadakan tur pramusim tahun depan," ujar Ian Ayre, Managing Director Liverpool, di situs resmi klub.
Dalam kerja sama tersebut,  Garuda Indonesia akan menjadi “Global Official Airline” untuk Liverpool. Artinya ketika melakukan tur, Liverpool akan menggunakan Garuda Indonesia -sebagai maskapai penerbangannya - sepanjang rute tersebut termasuk yang dilayani Garuda Indonesia.
Nama Garuda Indonesia pun akan muncul di a-board di Anfield saat Liverpool melakoni pertandingan kandang. Dengan minimal 19 pertandingan kandang musim depan, setidaknya miliaran orang di seluruh dunia akan melihat promosi yang dilakukan Garuda Indonesia melalui layar kaca.  Kerja sama dengan Liverpool ini akan berlangsung selama tiga musim, dan dimulai pada Agustus 2012.
Jika selama ini Liverpool punya slogan "You'll Never Walk Alone" untuk meningkatkan gairah para pemain di lapangan, khusus untuk penerbangan mungkin bisa dimodifikasi menjadi "You'll Never Fly Alone". Sebab, ratusan rute Garuda Indonesia siap melayani para pemain Liverpool ketika melakoni perjalanan tandang atau tur.
http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Indonesia/Varia-Warta/Liverpool-Pintu-Garuda-Indonesia-Menuju-Global-Brand

Liverpool, Pintu Garuda Indonesia Menuju Global Brand - Varia Warta - Indonesia - Situs Berita Sepak Bola Terlengkap

Rabu, 30 Mei 2012

AWAL MULA PERTIKAIAN THE JAKMANIA vs VIKING

Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.
Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.
The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.
Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania.
1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.
Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.
Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.
Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh). Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.
Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.
Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.
Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.
Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat Viking.
Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.
Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.
Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.
Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.
Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aja. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.

http://aisyahjakangell.wordpress.com/2012/03/05/sejarah-jakmania-viking/