Senin, 15 Oktober 2012

DIRK KUYT,

Dirk Kuyt adalah salah satu Pesepakbola Idola Gw,, Yang Paling Gw Ingat adalah pas dia pindah dari http://www.feyenoord.nl ke http://www.liverpoolfc.com/ karena pada saat itu gw baru lulus SD,,masih awal-awal gw Nge-Fans sama LIVERPOOL FC,, Berikut adalah Biodata dari Dirk Kuyt :


Dirk Kuyt (pengucapan Belanda: [ˈdɪrk ˈkœy̆t]  ( dengarkan); lahir di Katwijk, Belanda, 22 Juli 1980; umur 32 tahun) adalah pemain sepak bola yang memiliki tinggi badan 184 cm. Kuyt berposisi sebagai penyerang tim nasional sepak bola Belanda namun sering juga bermain sebagai gelandang sayap. Ia saat ini memperkuat Fenerbahçe.[2]

Sebelumnya, Kuyt bermain untuk Liverpool dari bulan Agustus 2006 hingga Juni 2012. Dia dikenal sebagai pekerja keras. Pada awal kariernya dan kebanyakan di tim nasional Belanda, Kuyt bermain sebagai pemain sayap.
Kuyt hanya melewatkan 5 pertandingan dalam 7 musim dari tahun 1999 hingga 2006, bermain dalam 233 pertandingan.[3] Antara bulan Maret 2001 (bermain bersama FC Utrecht) dan April 2006 ( Feyenoord Rotterdam ) Kuyt bermain dalam 179 pertandingan berturut-turut.
Bersama Belanda dia bermain dalam Piala Dunia 2006, Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012.


Masa Muda

Kuyt adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Dia tumbuh di desa nelayan di Katwijk aan Zee, dimana ayahnya bekerja sebagai nelayan.[3]
Karier sepak bolanya bermula ketika dia bergabung bersama tim amatir lokal Quick Boys pada usia 5 tahun. Dia masuk dalam tim utama pada Maret 1998, bermain dalam enam pertandingan sisa dan menarik perhatian dari klub Eredivisie, FC Utrecht.[3] Hingga kini Kuyt masih sering mengunjungi Katwijk dan klub lamanya Quick Boys, yang memeperoleh keuntungan sekitar GB£300,000 atas kepindahan Kuyt ke Liverpool.



http://id.wikipedia.org/wiki/Dirk_Kuyt

Selasa, 02 Oktober 2012

Kamis, 12 Juli 2012

Liverpool, Pintu Garuda Indonesia Menuju Global Brand

Garuda Indonesia/Getty Images
Click to enlarge

Sebuah kabar mengejutkan namun menggembirakan datang dari Garuda Indonesia. Maskapai penerbangan nomor satu Indonesia itu diberitakan akan mengadakan kerja sama dengan klub Premier League, Liverpool.
Meski belum ada keterangan resmi dari pihak Garuda, kabar kerja sama itu telah ramai dibicarakan di media sosial, terutama Twitter. Dan, tentu saja kabar tersebut sangatlah menggembirakan, buat masyarakat Indonesia dan khususnya fans Liverpool di negeri ini.
Melihat misi Garuda Indonesia yang ingin mempromosikan negeri ini kepada dunia, kerja sama tersebut sangatlah logis. Liverpool merupakan salah satu klub legendaris di Inggris yang telah 18 kali menjadi juara liga dan lima kali menjadi juara Liga Champions. Liga Inggris (baca: Premier League) pun merupakan liga terbaik dunia dan paling banyak disiarkan di seluruh dunia dengan cakupan lebih dari 200 negara.
Lain itu, Liverpool bukanlah sekadar klub sepak bola. The Reds sebagai sebuah perusahaan yang aktif dalam kegiatan sosial dengan mengelola lebih dari 20 proyek pendidikan, sosial, serta pengembangan kesehatan dan olahraga.
Dengan kejayaan di lapangan hijau plus aktivitas sosial yang dilakukannya, Liverpool telah menjadi "global brand", pun punya "value" yang sangat besar. Berdasarkan BBDO Consulting, The Reds berada pada posisi 10-besar "Europe's Most Valuable Football Clubs" dengan nilai 645 juta euro.
Tiga alasan itu tentulah sangat sejalan dengan keinginan Garuda Indonesia untuk meningkatkan "brand awareness" di pasar global dengan strategi ekspansi yang bernama "Quantum Leap". Untuk 2011-2015, Garuda Indonesia punya program "7 Drivers for The Future" dengan penguatan merek di pasar internasional plus program marketing communication. Khusus 2012, Garuda Indonesia mengusung tema “Global Alliance”.
Kubu Liverpool pun menyambut suka cita kerja sama dengan Garuda Indonesia. "Kami bangga menjalin kerja sama dengan perusahaan penerbangan yang telah menjadi pemimpin pasar di negeri dengan jumlah fans Liverpool yang sangat banyak. Kami berharap bisa mengadakan tur pramusim tahun depan," ujar Ian Ayre, Managing Director Liverpool, di situs resmi klub.
Dalam kerja sama tersebut,  Garuda Indonesia akan menjadi “Global Official Airline” untuk Liverpool. Artinya ketika melakukan tur, Liverpool akan menggunakan Garuda Indonesia -sebagai maskapai penerbangannya - sepanjang rute tersebut termasuk yang dilayani Garuda Indonesia.
Nama Garuda Indonesia pun akan muncul di a-board di Anfield saat Liverpool melakoni pertandingan kandang. Dengan minimal 19 pertandingan kandang musim depan, setidaknya miliaran orang di seluruh dunia akan melihat promosi yang dilakukan Garuda Indonesia melalui layar kaca.  Kerja sama dengan Liverpool ini akan berlangsung selama tiga musim, dan dimulai pada Agustus 2012.
Jika selama ini Liverpool punya slogan "You'll Never Walk Alone" untuk meningkatkan gairah para pemain di lapangan, khusus untuk penerbangan mungkin bisa dimodifikasi menjadi "You'll Never Fly Alone". Sebab, ratusan rute Garuda Indonesia siap melayani para pemain Liverpool ketika melakoni perjalanan tandang atau tur.
http://www.duniasoccer.com/Duniasoccer/Indonesia/Varia-Warta/Liverpool-Pintu-Garuda-Indonesia-Menuju-Global-Brand

Liverpool, Pintu Garuda Indonesia Menuju Global Brand - Varia Warta - Indonesia - Situs Berita Sepak Bola Terlengkap

Rabu, 30 Mei 2012

AWAL MULA PERTIKAIAN THE JAKMANIA vs VIKING

Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll. Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.
Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik. Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain.
The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang. Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana.
Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri. Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.
Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan. Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania.
1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut. Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion.
Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket. Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar. Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus. Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut.
Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar. Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.
Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh). Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.
Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia.
Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai. Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik.
Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.
Gw juga heran gimana Viking menyatakan klo hadiah menang kuis dirampok the Jak padahal hadiah itu kan belum diserahkan pihak Indosiar. Hadiah itu pun sampe sekarang ga kita terima. Saat itulah nama the Jakmania menjadi buruk. Di mata media the Jakmania tidak menerima kalah sehingga menyerang. Opini sudah terbentuk dan masyarakat di Bandung juga ikutan menghujat, sementara di Jakarta menyayangkan.
Semenjak terjadi permusuhan dengan the Jakmania, apalagi setelah kejadian Indosiar, Viking berkembang pesat menjadi suporter yang dominan di Bandung. Mereka terus menebarkan kebencian ke the Jak dengan mengeluarkan kaos2 dan lagu2 yang bersifat menghujat the Jak. Reaksi anggota the Jakmania juga heboh. Mereka rame2 bikin kaos yang balas menghujat Viking.
Sikap ini justru malah mengobarkan api kebencian suporter Persija terhadap Viking. Sehingga the Jakers banyak yang benci mereka bukan karena tau kejadian awalnya, tapi karena mereka ga suka dikata-katain terus. Belakangan Komisi Disiplin mengeluarkan larangan akan hal-hal seperti ini. Terlambat! Dan penerapannya juga ga konsisten, masih banyak yang tetap melakukannya, bukan hanya Viking atau the Jakmania tapi hampir di semua stadion di Indonesia.
Sebetulnya ada juga pihak2 yang mengusahakan perdamaian. Panpel Persib pernah berinisiatif mempertemukan the Jakmania dan Viking di Bandung. Tapi pertemuan tersebut buntu karena tidak ada niat dari Heru Joko tuk berdamai.
Perseteruan makin melebar. Semakin banyak Viking yang masuk ke website the Jakmania dan menebarkan virus kebencian … semakin banyak dan besarlah kebencian the Jakers ke mereka. Bahkan Panglima Viking Ayi Beutik sempat mengeluarkan pernyataan tuk menjaga kelestarian permusuhan ini seperti Barcelona dan Real Madrid.
Sekarang permusuhan the Jakmania kontra Viking menjadi warna tersendiri bagi sepakbola Indonesia. Seorang sutradara tertarik menjadikan perseteruan ini sebagai inspirasi dalam filmnya yang berjudul ROMEO & JULIET. Di tengah perseteruan, Viking justru kompak untuk menolak film ini dengan alasannya masing2. Ketua Viking dengan didukung anggotanya membuktikan ucapannya dengan menggagalkan pemutaran film ini. Sementara di Jakarta justru sebaliknya, meski pimpinan menyatakan akan menuntut tapi toh hampir semua bioskop2 di jabodetabek dipenuhi oleh The Jakmania yang memang sudah ga sabar menanti film ini diputar.
Nah, itulah kisah panjang tentang permusuhan 2 kelompok suporter besar di Indonesia, paling engga dari kacamata gw. Tulisan ini dibuat atas permintaan seorang bobotoh yang penasaran dengan sebab musabab permusuhan tersebut. Gw juga ga suka dengan orang yang berkomentar sinis baik terhadap the Jakmania maupun Viking. Mereka itu tidak tau apa2, bisanya cuma menghakimi aja. Ada hak apa mereka menghujat? Liat dulu kisahnya baru mereka akan berpikir dan bantu mencarikan solusi.

http://aisyahjakangell.wordpress.com/2012/03/05/sejarah-jakmania-viking/

Selasa, 27 Desember 2011

SEJARAH MUSIK UNDERGROUND INDONESIA

Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih liar dan exstrem untuk ukuran zamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu2x yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP.
Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.
Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam usik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band2x yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota2x besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut.


1xxxBANDUNG UNDERGROUND
Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya.  Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu-satunya band asal Jakarta.
Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya.
Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.
Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.
Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan juga lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis.
Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, omogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.
Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di baptis di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.
Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di zaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya.

2xxxUNDERGROUND VS IDEALISME
Kata underground periode tahun 90-04 sempat naik daun, dan jadi basis sayap kiri bagi kalangan musisi independen. Di Bandung basis kelompok musisi indie, kata underground diterjemahkan sebagai bawah tanah, dengan arti khusus kebebasan buat berkarya.
“Kami menyebut underground sebagai spirit bermusiknya. Di Bandung underground nggak ada yang istilah paling hebat. Jadi, semua bersaing. Semua memiliki kubu dan massa masing-masing. Beda dengan di Jakarta, dulu ada satu grup yang menjadi pimpinan underground. Di Sukabumi juga begitu, kata salah satu penyiar Radio MGT FM Bandung. Karena kata underground sering diartikan salah kaprah, maka bagi sebagian musisi, kata underground diartikan sebagai band-band pembawa lagu-lagu keras, “wah yang ngomomg kayanya blom lulus buat jadi musisi nih” tapi buat banyak musisi lainnya, underground bisa diisi segala macam jenis musik, selama mereka belum masuk pada major label.

Banyak band2x yang sekarang bernaung di major label, background aslinya adalah band indie juga. toh buat mereka ga ada masalah dengan penggemar panatik mereka ketika masih band indie, apa yang dicapainya sekarang adalah titik kesuksesan berkarir, soalnya kita sedang di dalam ruang lingkup rezeki kalau memang kita bisa masuk ke major label knapa ngga kita manfaatin semaksimal mungkin bukan berarti indie label ngga ngejanjiin masa depan yang bagus. ini tinggal soal peluang yang harus atau ngga diambil sama sekali.
Aliran musik dalam underground bisa sangat beragam, mau yang load voice, midlle voice sampai yang kalem pun itu bisa, yang penting semangat dalam pembawaan nya aja yang jangan di lupain. soalnya semangat / spirit ini lah yang paling penting “UNDERGROUND SPIRIT”. ambil contoh, ketika kita mendengarkan beberapa buah lagu : return of zelda-system of a down, enter sandman-metallica dan american idiot-green day. Yang kita tahu ke tiga lagu tsb sama2x load voice, sama2x dimainkan dengan peralatan musik yang ga jauh beda jenisnya, tapi kalo kita telisik lebih dalam pasti ada banyak perbedaan yang mencolok dari ke tiga nya, apalagi kalo bukan pembawaan ama spiritnya. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis musik dan aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound, klo selalu di deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah besar.
Namun memang underground lebih dekat dengan jenis musik metal. Jenis musik ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang, yang biasa disebut major label. Bahkan ada pendapat agak ekstrem, “Kalau band indie masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi.
Pendapat inilah yang ditolak oleh Beng-Beng, Jun Fan Gung Foo dan Noin Bullet dari Bandung. Noin Bullet yang memainkan musik ska-core, awalnya memang indie label, namun kini masuk lingkaran major label Warner Music Indonesia. “ Tapi musik kami tak berubah. Semua lagu yang kami jual dengan indie label, langsung diedarkan lagi oleh Warner, dengan label Warner Music Indonesia. Tanpa berubah, tanpa didikte siapapun, “ kata Chairul, gitaris Noin Bullet. Bersama Beng-Beng, ia curiga, jangan-jangan anak-anak indie banyak iri, karena Pas, Noin Bullet dan beberapa band indie lainnya bisa masuk major label, sementara mereka belum. http://www.newsmusik.net/
Ngomong2x soal idealisme, sebagian besar band2x indie mengusungnya baik dalam karya lagu, pementasan bahkan ada yang membawa idealisme tersebut dalam kehidupannya sehari – hari. Macam2x jenis idealisme yang di usung band2 indie tsb, diantaranya : Idealis terhadap isu anti kemapanan, Idealis terhadap isu anti major label, Idealis terhadap isu sosial, politik dan ekonomi bahkan ada yang lebih extrem yaitu Idealis dengan atheisme atau tidak percaya terhadap adanya Tuhan. Cuman untuk point yang ke empat ini kita akan sangat sulit untuk menjumpainya.
Banyak band-band indie yang sejak awal sudah idealis salah satunya alergi sama major label, dan tak mau menawarkan lagu2x karyanya ke sana. Padahal banyak contoh menarik tentang band-band indie yang masuk major label, seperti Netral, Pas, Jun Fan Gung Foo dan Sucker Head.
Berikut adalah sebagian kecil band2x indie asli made in bandung yang mungkin dapat gw inget, yang eksistensinya masih dapat kita jumpai :
Jack and the four man, Koil, Polyester embassy, The tomato, Rocket rocker, Alone at last, Closehead, Mobil derek, Disconnected, The s.i.g.i.t, Mocca, Tcukimay, Pure saturday, A stone A, Retrieval, Restless, Hellgods, Jeruji, Laluna, Maymelian, Burgerkill, Bak sampah dll
Akhirnya, dalam keluarga underground alias independen itu, ada jenis musik yang beragam : industrial-techno, hardcore, brutal death metal, punk, hardrock, ska, alternative, black metal dan lainnya.

3xxxUNDERGROUND VS INDIE
Indie Indonesia Era 2000-an
Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an?
Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam.
Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan. Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom indie dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non-mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah indie atau underground ini di tanah air.
Sebagian orang memandang istilah underground semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang sell-out, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping. Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih elastis dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.
Ditengah serunya perdebatan indie/underground, major label atau indie label, ratusan band baru terlahir, puluhan indie label ramai- ramai merilis album, ribuan distro/clothing shop dibuka di seluruh Indonesia. Infrastruktur scene musik non-mainstream ini pun kian established dari hari ke hari. Mereka seakan tidak peduli lagi dengan polarisasi indie-major label yang makin tidak substansial. Bermain musik sebebas mungkin sembari bersenang-senang lebih menjadi panglima sekarang ini.
http://okynoviar.wordpress.com

Sabtu, 22 Oktober 2011


tips nonton....!!!



pelajaran buat penggemar yang baru mengenal musik underground, bahwa musik tersebut mempunyai nilai prinsip Anti kemapanan, anti pemerintahan, kebebasan dan narkotika, tapi itu ngg semuanya, sebagian yang idealismenya tinggi mungkin, tapi bagi yang hanya ikut-ikutan juga banyak (dalam artikata mereka memang bnr2 mempelajri dan menyenangi musik underground sebagai Aspirasi diri)

musik underground jauh sm sekali dengan musik rock nroll yg sedang berkembang di jakarta lewat PENSI-PENSI sekolah, life style & fashion style juga sangat berbeda, namun ABG-ABG yg blm mengerti hal ini cenderung salah kaprah dan salah sasaran dalam memilih lifestyle dan fashion style dalam bermusik, dulu bagi yang idealism dalam bermusik, style yang dipakai pada dirinya mencerminkan jati diri dan skill permainan musiknya, semakin jago bermain musik(bandnya) fashion style underground menyesuaikan pada dirinya, namun kenyataannya sekarang sudah amburadul, style punk dipakai untuk nonton konser band2 komersial, style hardcore dipakai buat nonton rock & roll, dan banyak bnget mereka ng mengerti dan hanya ikut2an gaya, jadi kalau kita mau lihat senior2 kita dalam aliran PUNK, HARDCORE, GRINDCORE,coba km jln2 ke Bandung nonton konser mereka yg sering diadakan di GOR saparua salah satunya, disana komunitas underground idealism banyak.


moshing, headbang dalam musik underground itu biasa, namun skrng sudah banyak dijumpai pada band2 rock n roll,komersial bahkan dangdutan..cappe deh..(ya itu sih terserah mereka), pi gw merasa malu hati aja bahwa mereka ng mengrti arti moshing itu sendiri,dalam konser underground dikenal istilah Moshig, Moshpit & dive stage (Hardcore),Pogo(skapunk),headbang(grind) semuanya yg sering kita dengar sebagai pemusik Underground, namun kita belum bisa menempatkan pada tempatnya, contoh jika suasana tidak memungkinkan untuk moshpit dan dive stage, maka jngn dipaksakan karena akan mencedarai diri sendiri dan orang lain,tapi jika jarak penonton ke penonton hanya sekitar satu jengkal baru lo boleh lakukan moshpit,..so kalo lo loncat dari atas panggung btw lo ngg akan kena lantai....dijamin orng akan nangkep lo....btw kalo orgnya sedikit yah wassalam aja



tips tuk nonton konser underground bagi pemula

1. lo harus tau aliran apa yang akan lo tonton, pertama: satu alirankah? contoh "Bandung Hardcore" hanya aliran hardcore da sejenisnya yang mendominasi acara musik, kedua: Kompilasikah? misal "SUKABUMI UNDERGROUND" maksudnya kalian dapat berhati2 pada acara ini krn memungkinkan2 aliran yang satu dan yang lainnya bentrok

2. lo harus makan yang banyak, kondisi badan harus fit,kl bisa buat yg cewek bw kayu putih deh!.., btw didalam or disekitar stage pastinya sumpek dan pengap, tapiiii biasanya klo lo pingsan anak2 UG(underground) solider yng pasti lo bakalan ditolongin.

3. Buat cewe, lo harus bawa pasangan lo dan jangn sekali-kali sendirian,tapu lo dah sering mah ng pa2, maksudnya apa?, klo terjadi apa2, lo ada yang nolongin!

4.kalau terjadi kerusuhan kecil(biasanya dipojok2) lo jangan terpancing tuk ngeliat karn lo bakal kena sasaran apa lagi kl aliran yg bermasalah ada dipihak lo

5.copet...hati2 ma copet, nmany jg kesemptan, hati2 aj lo

yah sementara itu dulu deh.

Pesan dan kesan

kita sebagai pemuda berhak untuk menyukai dan mendalami apa yang kita sukai salah satunya adalah musik.

banyak alasan orNG suka dengan musik Underground,sebelumnya gw akan mentafsirkan UNDERGROUND itu apa? underground adalah musik bawah tanah secara kata baku,atau suara-suara kritikan dari bawah sana....(kaum lemah, tertindas, dan terintimidasi).

alasan mereka suka musik ini?

1. Orang itu memang idealisme terhadap musik underground,sangat kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan bangsa, dan mereka hanya bisa melakukan kritikan lewat musik ini.

biasanya mereka bukan sembarang pemuda yang sekedar bermain musik, pi mereka adalah dari kalangan inteleqtual,mahasiswa yang kategori skill dalam bermain alat musiknya patut diacungkan jempol,oh iya ingat salah satu skill terberat dalam musik underground adalah pada aliran grind core,death metal & sejenisnya...jadi jangan ngeremehin musik underground y kadang mereka ada yang lulusan luar negeri..., dan siapa bilang Underground Indonesia ng punya popularitas?...TENGKORAK salah satu band dari puluhan band UG yaNG MENDUNIA...singapura hingga meksiko (red), JERUJI (Bdg), THE UNITED SMOKERS(Bks) dan lain2nya.

2. org itu hanya sekedar suka mendengarkannya saja

3. org itu suka dengan Fashion Stylenya

4. org itu suka dengan konser dan Moshingnya

5. org itu suka dengan Life stylenya

6. org itu mencari perhatian (terhadap ortu, masyrakt, lawan jenisnya)

kesimpulan: tidak semuanya musik Underground itu buruk dimata masyarakat, jadi tergantung kepada orang2nya itu sendiri.*blogspotnya bandung-melodiccore.

kalian yang telah bertindak bodoh, kalian yang telah menghancurkan kreatifitas kami.




http://indonesiaindonesia.com/f/34334-tips-nonton-konser-metal-underground/